"Siapin saja makan dan minum untuk bapak-bapak yang akan bergotong royong" suara papa wan yang terdengar jelas dari hp bunda malam tadi. Bunda hanya bisa mengiyakan, karena namanya juga acara dadakan seperti ini siapa yang akan menyangka akan secepat ini.
Rabu malam yang lalu saat pengajian bapak-bapak berlangsung, saat tersebut hujan deras terus mengguyur tempat ini di sertai dengan mati lampu yang cukup lama, tetapi karena ustad pengajar sudah datang walaupun sedikit kebasahan jadi membuat jemaah tetap datang belajar walau hanya berlima.
Saat belajar inilah mereka melihat air hujan menembus dinding TPQ dan merusak beberapa laporan yang di tempel di dinding tersebut, air mengalir sampai membasahi salah satu ambal yang mereka duduki, sehingga malam itu sekalian mereka belajar sekalin juga beberes untuk menggulung ambal yang basah tersebut.
Memang rencana kedepannya dinding samping yang bersebelahan dengan tetangga yang kebetulan juga merupakan jamaah majelis bapak-bapak akan di plaster atau di beri atap sekalian, tetapi saat di hitung-hitung di atas kertas lumayan juga untuk jumlah finansial yang harus di keluarkan sedangkan dana TPQ sendiri bisa di hitung dengan jari. Termasuk untuk membuat atap teras dari rangka baja yang akan di fungsikan sebagai kelas baru juga tidak dapat di bilang murah untuk TPQ seperti Al-Kahfi. Beberapa proposal bantuan pendanaan sudah di berikan ke beberapa pihak tetapi sampai saat ini belum ada yang terealisasi.
Tetapi telpon malam ini mengubah pandangan ku, papa wan di panggil rapat oleh beberapa anggota jemaah Rabu malam untuk membahas masalah kejadian pada malam itu, akhir kesimpulannya ada jemaah yang menyumbang semen, ada yang menyumbang pasir dan ada juga yang menyumbang tenaga dan ada juga jemaah yang meminjamkan mobil crane untuk pangkas pohonya agar tukang bisa naik ke atap dengan mudah.
Minggu pagi ini suasana cuaca sangat cerah, hangat dan sangat mendukung, beberapa bapak yang merupakan jemaah majelis dan juga merupakan wali santri di TPQ Al-Kahfi ini mulai bergotong royong, dinding samping yang merupakan penyebab masuknya air langsung di hajar sampai selesai, mobil crane yang di pakai untuk memudahkan pekerjaan di tempat tinggi ini sangat membantu sekali.
Semen, pasir, peralatan tukang juga dari mereka semua, mereka dengan sukarela untuk membenahi tempat mereka dan santri selama ini belajar selama ini, jujur saja akupun sempat tersentak dengan semuai ini, karena sekenario Allah maha sempurna tidak ada yang bisa mengubah atau pun menyela, di atas kertas di butuhkan dana yang tidak sedikit, tetapi Allah menggerakan hati mereka sehingga TPQ tidak perlu mengeluarkan uang yang terlalu banyak.
Air mata ku sempat mengalir di balik kaca mata ini, maha sempurna engkau YA Allah dengan segala rencana Mu, engkau gerakan hati mereka dengan rasa tulus dan ikhlas, otak ku yang berorientasi dengan angka-angka Rupiah engkau patahkan hari ini dengan pelajaranmu yang berharga, seolah engkau berkata "lihat bukan uang yang kita butuhkan saat ini".
Sebelum bada Ashar pekerjaan pun sudah rampung di lakukan, berharap agar hujan jangan turun dahulu pada hari ini, biar plasteran di dinding tidak hancur.
Terima kasih bapak-bapak dan segala pihak yang sudah membantu, semoga Allah membalas kebaikan kalian.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar